Di Campinas, Sao Paolo, Brasil, berdiri sebuah bangunan megah yang tampak seperti kantor modern. Namun, jangan terkecoh, karena bangunan seluas 1.300 meter persegi ini bukanlah pabrik biasa. Ia adalah "pabrik" nyamuk, tempat 200 juta nyamuk Aedes aegypti dikembangbiakkan setiap hari. Tujuan dari fasilitas unik ini adalah untuk memerangi demam berdarah dengue (DBD) yang menjadi masalah kesehatan serius di Brasil. Nyamuk-nyamuk ini tidak hanya dibiakkan, tetapi juga diinfeksi dengan bakteri Wolbachia yang menghambat perkembangan virus Dengue dalam tubuh mereka. Setelah dewasa, nyamuk-nyamuk ini dilepasliarkan ke alam bebas sebagai bagian dari strategi pengendalian penyakit DBD. Langkah inovatif ini diharapkan dapat mengurangi kasus demam berdarah di Brasil yang mengalami lonjakan kasus pada tahun 2024. Dengan metode Wolbachia yang telah terbukti efektif di berbagai belahan dunia, Brasil berambisi menerapkannya dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengenal Pabrik Nyamuk Oxitec di Brasil
Bangunan yang tampak seperti kantor ini ternyata adalah fasilitas modern milik Oxitec, sebuah perusahaan bioteknologi asal Inggris. Fasad bangunan dihiasi dengan jendela-jendela besar dan tulisan Oxitec yang mencolok. Di dalamnya, terdapat laboratorium canggih dan ruang-ruang khusus untuk pembiakan nyamuk. Fasilitas ini dirancang untuk menghasilkan jutaan nyamuk Aedes aegypti yang telah dimodifikasi secara biologis. Tujuan utama dari pabrik ini adalah untuk menghasilkan nyamuk yang mampu menekan populasi nyamuk liar pembawa virus Dengue. Investasi besar ini menunjukkan keseriusan Brasil dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh DBD.
Proses Pembiakan Nyamuk Aedes Aegypti
Proses pembiakan nyamuk di pabrik ini sangat terkontrol dan higienis. Dimulai dengan ribuan baki berisi air yang dijaga suhunya secara teratur. Di sinilah larva nyamuk berkembang. Setelah menjadi nyamuk dewasa, mereka dipindahkan ke kandang-kandang khusus. Nyamuk-nyamuk ini diperlakukan dengan baik, diberi makanan yang cukup dan lingkungan yang nyaman. Nyamuk jantan diberi larutan gula yang ditaruh di atas kapas, sementara nyamuk betina diberi darah hewan yang disajikan dalam kantong menyerupai kulit manusia. Dalam kandang, nyamuk-nyamuk ini bereproduksi dan bertelur, yang kemudian dipindahkan ke baki-baki baru untuk memulai siklus baru.
Peran Bakteri Wolbachia dalam Pencegahan DBD
Kunci dari strategi ini adalah bakteri Wolbachia. Nyamuk Aedes aegypti di pabrik ini diinfeksi dengan bakteri ini. Wolbachia mencegah virus Dengue berkembang di dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk tidak dapat menularkan virus tersebut ke manusia. Selain itu, bakteri Wolbachia ini juga diturunkan ke keturunan nyamuk, sehingga efek perlindungan terhadap virus Dengue berlangsung secara berkelanjutan. Ketika nyamuk yang telah diinfeksi Wolbachia dilepasliarkan, mereka akan kawin dengan nyamuk liar, dan bakteri Wolbachia akan menyebar di populasi nyamuk liar. Hal ini secara efektif mengurangi kemampuan nyamuk untuk menularkan virus Dengue.
Dampak Pelepasan Nyamuk ke Lingkungan
Pelepasan nyamuk yang telah diinfeksi Wolbachia ke lingkungan adalah langkah penting dalam pengendalian DBD. Nyamuk-nyamuk ini akan bersaing dengan nyamuk liar untuk mendapatkan sumber makanan dan tempat berkembang biak. Karena bakteri Wolbachia mengurangi kemampuan nyamuk untuk menularkan virus Dengue, populasi nyamuk yang terinfeksi Wolbachia akan membantu menekan penyebaran penyakit DBD. Metode ini telah terbukti efektif di berbagai negara, dan Brasil berharap dapat mencapai hasil yang signifikan dengan menerapkannya dalam skala besar. Meskipun terdengar kontroversial, pelepasan nyamuk ini adalah bagian dari solusi inovatif untuk mengatasi masalah kesehatan global.