Fenomena langit Supermoon kembali menyapa Indonesia pada Oktober 2025. Masyarakat di berbagai wilayah bersiap untuk menyaksikan bulan purnama yang tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Supermoon kali ini menjanjikan pemandangan yang memukau, namun juga membawa potensi dampak yang perlu diwaspadai, terutama di wilayah pesisir. Fenomena ini terjadi karena orbit bulan yang elips, sehingga pada waktu tertentu bulan berada pada titik terdekat dengan bumi atau disebut perigee. Jarak yang lebih dekat ini membuat bulan tampak lebih besar dan bercahaya. Para ahli astronomi dan pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk memantau informasi terkini dan bersiap menghadapi kemungkinan dampak yang mungkin timbul akibat fenomena alam ini. Supermoon bukan hanya sekadar tontonan indah, tetapi juga pengingat akan dinamika alam yang terus berlangsung.
Jadwal Supermoon Oktober 2025 dan Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Supermoon Oktober 2025 terjadi pada tanggal 7 Oktober pukul 10:47 WIB. Pada saat itu, jarak antara Bumi dan Bulan mencapai 361.458 km, lebih dekat 10% dari jarak rata-rata. Hal ini menyebabkan Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Selain Oktober, fenomena Supermoon juga akan terjadi pada bulan November dan Desember 2025. Catat tanggalnya yaitu 5 November dan 4 Desember agar tidak ketinggalan momen tersebut. Masyarakat dapat menyaksikan Supermoon ini tanpa alat bantu khusus, cukup dengan mata telanjang di area yang minim polusi cahaya.
Dampak Supermoon terhadap Ketinggian Air Laut di Indonesia
Salah satu dampak signifikan dari Supermoon adalah peningkatan ketinggian air laut. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa Supermoon menyebabkan pasang maksimum yang lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir pesisir atau rob, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki topografi rendah. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir yang dapat terjadi di berbagai wilayah Indonesia selama periode 5-16 Oktober 2025. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi dampak dari pasang maksimum air laut.
Wilayah Pesisir yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob Akibat Supermoon
BMKG telah mengidentifikasi beberapa wilayah pesisir di Indonesia yang berpotensi mengalami banjir rob akibat Supermoon. Wilayah-wilayah tersebut meliputi:
- Pesisir Sumatera Utara
- Pesisir Sumatera Barat
- Pesisir Kepulauan Bangka Belitung
- Pesisir Banten
- Pesisir DKI Jakarta
- Pesisir Jawa Barat
- Pesisir Jawa Tengah
- Pesisir Jawa Timur
- Pesisir Bali
- Pesisir Nusa Tenggara Barat
- Pesisir Nusa Tenggara Timur
- Pesisir Kalimantan Utara
- Pesisir Kalimantan Timur
- Pesisir Kalimantan Selatan
- Pesisir Kalimantan Tengah
- Pesisir Sulawesi Utara
- Pesisir Maluku
Khusus untuk wilayah pesisir Jakarta, potensi banjir rob diprediksi akan terjadi pada periode 9-14 Oktober 2025 di wilayah Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, dan Muara Angke.
Imbauan BMKG: Waspada dan Siaga Hadapi Dampak Supermoon
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut yang disebabkan oleh Supermoon. Masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG secara berkala. Selain itu, BMKG juga mengingatkan potensi gangguan terhadap aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, diharapkan dampak negatif dari fenomena Supermoon dapat diminimalkan.