Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan segera menerbitkan keputusan presiden (keppres) terkait penanganan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Menurut Luhut, penerbitan Keppres ini menjadi langkah penting untuk mempercepat proses restrukturisasi utang kepada China Development Bank (CDB). Proses restrukturisasi ini sempat tertunda akibat transisi kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Prabowo Subianto. Keppres tersebut nantinya akan menunjuk tim khusus yang bertugas untuk bernegosiasi dengan pihak CDB. Luhut pun telah meminta Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, untuk segera menunjuk nama-nama yang akan masuk ke dalam tim tersebut. Pemerintah menargetkan penyelesaian masalah utang ini agar proyek Kereta Cepat dapat diperluas hingga Surabaya.
Luhut menegaskan bahwa penyelesaian utang Kereta Cepat Whoosh tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah restrukturisasi utang dengan pihak China. Pemerintah optimis dapat menyelesaikan restrukturisasi utang ini, mengingat proyek Kereta Cepat Whoosh memiliki potensi ekonomi yang besar dan strategis bagi Indonesia.
Penerbitan Keppres Percepat Restrukturisasi Utang Kereta Cepat
Penerbitan Keppres oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi sinyal positif bagi penyelesaian masalah utang Kereta Cepat Whoosh. Keppres ini akan memberikan landasan hukum yang kuat bagi tim negosiasi untuk berunding dengan CDB. Dengan adanya tim yang solid dan mandat yang jelas, diharapkan proses restrukturisasi utang dapat berjalan lebih cepat dan efisien. Pemerintah menargetkan penyelesaian restrukturisasi utang ini dalam waktu dekat agar proyek Kereta Cepat dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Keppres ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur strategis yang sempat tertunda. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tim Negosiasi dengan China Development Bank
Tim negosiasi yang akan dibentuk berdasarkan Keppres akan beranggotakan perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, akan memimpin tim ini dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh proses negosiasi dengan CDB. Luhut Binsar Pandjaitan juga akan memberikan arahan dan dukungan kepada tim negosiasi, mengingat pengalamannya dalam menangani proyek Kereta Cepat Whoosh sejak awal. Susunan tim negosiasi yang solid dan kompeten diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi Indonesia.
Adapun tugas utama tim negosiasi ini adalah merestrukturisasi utang Kereta Cepat Whoosh dengan persyaratan yang lebih ringan dan sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Tim juga akan berupaya untuk mendapatkan komitmen dari CDB untuk mendukung pengembangan proyek Kereta Cepat hingga Surabaya. Keberhasilan tim negosiasi ini akan sangat menentukan kelanjutan proyek Kereta Cepat dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Tidak Ada Penggunaan APBN untuk Bayar Utang Whoosh
Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menggunakan APBN dalam melunasi utang Kereta Cepat Whoosh. Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa penyelesaian utang akan dilakukan melalui mekanisme restrukturisasi dengan CDB. Pemerintah optimis bahwa restrukturisasi utang ini dapat dilakukan tanpa membebani keuangan negara. Penegasan ini penting untuk meredam kekhawatiran masyarakat terkait potensi penggunaan APBN untuk proyek yang kontroversial.
Alternatif pendanaan lain juga sedang dijajaki untuk mempercepat penyelesaian proyek Kereta Cepat. Salah satunya adalah melalui optimalisasi aset dan peningkatan pendapatan dari operasional Kereta Cepat Whoosh. Dengan pengelolaan yang baik dan inovatif, diharapkan Kereta Cepat Whoosh dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada APBN.