Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian serius di berbagai daerah, termasuk Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Rumah Sakit Regional (RSR) dr. Hasri Ainun Habibie (HAH) Parepare mencatat adanya peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan sepanjang tahun 2025. Data yang dihimpun dari Januari hingga September menunjukkan bahwa puluhan pasien telah mendapatkan penanganan intensif akibat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. Puncak kasus terjadi pada bulan Mei, menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan. Peningkatan kasus ini dibandingkan tahun sebelumnya juga menjadi sorotan, memicu diskusi mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini. Langkah-langkah antisipasi yang lebih efektif dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan menjadi krusial untuk menekan angka kasus DBD di masa mendatang.
Lonjakan Kasus DBD di RSR HAH Parepare
Rumah Sakit Regional (RSR) dr. Hasri Ainun Habibie (HAH) Parepare mencatat adanya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan selama periode Januari hingga September 2025. Total sebanyak 80 kasus DBD telah ditangani oleh pihak rumah sakit selama kurun waktu tersebut. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sehingga memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak terkait.
Dari total 80 kasus DBD yang ditangani, bulan Mei menjadi periode dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu sebanyak 19 kasus. Hal ini mengindikasikan adanya faktor-faktor tertentu yang memicu peningkatan penyebaran virus dengue pada bulan tersebut, seperti perubahan cuaca atau peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti. Informasi ini penting untuk menjadi dasar dalam merumuskan strategi pencegahan yang lebih efektif di masa mendatang.
Penjelasan dari Direktur RSR HAH Parepare Mengenai Kasus DBD
Direktur RSR HAH Parepare, dr. Mahyuddin Rasyid, memberikan penjelasan terkait data kasus DBD yang ditangani oleh pihaknya. Beliau membenarkan adanya peningkatan kasus DBD selama sembilan bulan pertama tahun 2025, dengan total 80 kasus. Dr. Mahyuddin juga menyoroti bahwa bulan Mei menjadi puncak kasus dengan 19 pasien yang memerlukan penanganan medis.
Dr. Mahyuddin juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pasien DBD dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Parepare untuk memantau perkembangan kasus dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Beliau menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Perbandingan Kasus DBD Tahun 2025 dan 2024
Data yang dihimpun oleh RSR HAH Parepare menunjukkan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara jumlah kasus DBD yang ditangani pada tahun 2025 dan tahun 2024. Selama periode Januari hingga September 2025, tercatat 80 kasus DBD. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2024, jumlah kasus DBD yang ditangani adalah 73 kasus. Perbedaan ini mengindikasikan adanya peningkatan kasus DBD sebesar sekitar 9,6%.
Peningkatan kasus ini menjadi perhatian serius karena menunjukkan bahwa upaya pencegahan yang selama ini dilakukan belum cukup efektif. Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap strategi pencegahan yang ada dan implementasi program-program baru yang lebih inovatif dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Parepare
RSR HAH Parepare secara rutin melaporkan data kasus DBD yang ditangani kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Parepare. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan terkini mengenai perkembangan kasus DBD di wilayah tersebut. Dinkes Kota Parepare kemudian akan melakukan rekapitulasi data dari seluruh fasilitas kesehatan di kota tersebut untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai situasi DBD secara keseluruhan.
Koordinasi yang baik antara RSR HAH Parepare dan Dinkes Kota Parepare sangat penting dalam upaya pengendalian dan pencegahan DBD. Dengan informasi yang akurat dan terkini, Dinkes Kota Parepare dapat merumuskan kebijakan dan program yang tepat sasaran untuk menekan angka kasus DBD dan melindungi masyarakat dari penyakit ini.