Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa, menembus level US$ 126.000 atau setara dengan Rp 2,08 miliar pada perdagangan hari ini. Kenaikan harga ini menandakan semakin kuatnya posisi kripto sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain Bitcoin, Ethereum dan XRP juga mengalami penguatan harga yang signifikan, menunjukkan sentimen positif secara umum terhadap pasar aset kripto.
Lonjakan harga Bitcoin ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk peningkatan arus masuk dana dari investor institusional, penerbitan ETF Bitcoin oleh manajer investasi terkemuka seperti BlackRock dan Fidelity, serta penurunan cadangan Bitcoin di bursa global ke level terendah dalam enam tahun. Kondisi ini menciptakan tekanan beli yang kuat dan mendorong harga Bitcoin ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi
Pada hari Rabu, 8 Oktober 2025, Bitcoin (BTC) mencapai puncak harga sepanjang masa di angka US$ 126.000, sedikit di bawah Rp 2,08 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.577. Data pasar menunjukkan bahwa BTC sempat menyentuh US$ 126.080 sebelum stabil di sekitar US$ 124.700. Kenaikan ini menandakan kepercayaan investor yang tinggi terhadap kripto sebagai aset yang aman di tengah volatilitas ekonomi. Ethereum juga mengalami kenaikan ke US$ 4.600, dan XRP berada di harga US$ 2,9.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Beberapa faktor utama berkontribusi pada lonjakan harga Bitcoin. Peningkatan arus masuk dana institusional, yang didorong oleh melemahnya dolar AS, memainkan peran penting. ETF Bitcoin yang diluncurkan oleh BlackRock dan Fidelity menarik miliaran dolar dalam sepekan terakhir, mengurangi suplai Bitcoin di pasar spot. Selain itu, penurunan cadangan BTC di bursa global ke level terendah dalam enam tahun juga memperkuat tekanan kenaikan harga. Banyak investor memilih untuk menyimpan BTC di dompet pribadi mereka untuk investasi jangka panjang.
Arus Dana Institusional Mempengaruhi Harga Bitcoin
Arus dana dari lembaga keuangan besar semakin memvalidasi Bitcoin sebagai aset yang layak diinvestasikan. Institusi melihat Bitcoin tidak hanya sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio yang lebih luas. Adopsi ini membantu menstabilkan harga Bitcoin dan mengurangi volatilitas jangka panjang.
Pengaruh ETF Bitcoin terhadap Harga
Peluncuran ETF Bitcoin oleh perusahaan investasi ternama seperti BlackRock dan Fidelity telah memberikan akses yang lebih mudah bagi investor tradisional untuk berinvestasi dalam Bitcoin. ETF ini memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin tanpa harus membelinya secara langsung, sehingga meningkatkan permintaan dan mendorong harga naik.
Penurunan Cadangan Bitcoin di Bursa
Penurunan cadangan Bitcoin di bursa kripto menunjukkan bahwa semakin banyak investor yang memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka dalam jangka panjang daripada memperdagangkannya secara aktif. Hal ini mengurangi suplai Bitcoin yang tersedia di pasar, yang pada gilirannya meningkatkan harga.
Pandangan Ahli tentang Rekor Harga Bitcoin
Antony Kusuma, Vice President INDODAX, menyatakan bahwa kenaikan harga Bitcoin ini merupakan sinyal kuat pengakuan aset digital dalam sistem keuangan global. Reli harga ini didorong oleh partisipasi institusi yang meningkat, bukan hanya investor ritel. Antony menambahkan bahwa pencapaian harga US$ 126.000 membuktikan Bitcoin telah memasuki fase kematangan baru dan menjadi bagian dari strategi diversifikasi aset yang diakui oleh lembaga keuangan besar.
Perbedaan dengan Euforia Bitcoin Sebelumnya
Antony menjelaskan bahwa karakteristik pasar saat ini berbeda dibandingkan siklus sebelumnya pada tahun 2021. Dulu, euforia Bitcoin lebih banyak digerakkan oleh faktor emosional dan partisipasi ritel. Sekarang, penurunan cadangan bursa dan permintaan institusional yang stabil menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga Bitcoin, menciptakan fondasi yang lebih sehat bagi pertumbuhan jangka panjang.
Peran Bitcoin dalam Sistem Keuangan Global
Bitcoin semakin diakui sebagai aset yang berguna dalam berbagai aplikasi, termasuk pembayaran lintas negara, aset treasury, dan lindung nilai terhadap inflasi. Penerapan nyata ini memperkuat kepercayaan terhadap Bitcoin dan mendorong permintaan yang berkelanjutan.
Dampak Kenaikan Harga Bitcoin di Indonesia
Antony mencatat peningkatan signifikan dalam perdagangan di INDODAX seiring dengan rekor harga baru Bitcoin. Volume transaksi di platformnya meningkat hampir 50% dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan dalam satu hari terakhir, volume trading INDODAX mencapai Rp 1 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin percaya diri terhadap investasi kripto dan memandangnya sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang.
Peluang bagi Indonesia dalam Ekosistem Kripto Global
Momentum ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat perannya dalam ekosistem kripto global. Dengan regulasi yang matang dan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri aset kripto Indonesia berpotensi menjadi salah satu yang paling progresif di Asia Tenggara.
Prospek Harga Bitcoin ke Depan
Antony Kusuma menyebutkan bahwa selama Bitcoin mampu bertahan di atas level psikologis US$ 120.000, tren bullish masih sangat kuat. Secara teknikal dan fundamental, kondisi pasar saat ini mendukung kenaikan lanjutan. Ia mengingatkan investor untuk tetap konsisten dan terukur dalam berinvestasi, dengan menggunakan strategi pembelian bertahap atau Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk menghadapi volatilitas.
Strategi Investasi Bitcoin yang Disarankan
Investor kripto perlu tetap disiplin dan tidak terjebak pada euforia jangka pendek. Diversifikasi portofolio dan pemahaman yang mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari investasi Bitcoin sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.